AKSI BOIKOT MENINGKAT, PIALA DUNIA 2018 TERANCAM SEPI PENONTON
AKSI BOIKOT MENINGKAT, PIALA DUNIA 2018 TERANCAM SEPI PENONTON - Aksi spionase Rusia di Inggris menuai banyak kecaman, hal ini terkait kasus percobaan pembunuhan mantan agen mata-mata Sergei Skripa dan putrinya Yulia di kota Salisbury - Inggris, pada 4 Maret. Dugaan Inggris terhadap Rusia yang telah meracuni Sergei Skripa semakin menguat setalah menemukan senyawa kimia bernama Novichok. Senyawa tersebut merupakan racun saraf paling mematikan yang diciptakan pada era Uni Soviet, negara adi daya sebelum pecah menjadi Rusia.
Kremlin (Pemerintahan Rusia) membalas Inggris dengan mengusir 23 diplomat, serta menghentikan kantor organisasi internasional British Council . Hal ini menimbulkan efek domino. Beberapa negara UE (Uni Eropa) pun memulangkan Diplomat Rusia kembali ke kampung halamannya. Parahnya tensi politik ini berimbas ke ajang gelaran WORLD CUP 2018 RUSIA. Australia dan Selandia pun mengikuti jejak The Three Lions (Inggris) melakukan aksi boikot terhadapa PIALA DUNIA 2018.
Sampai saat ini kasus yang menimpa Sergei dan putrinya masih dalam tahap penyelidikan. Aksi boikot ke 3 negara ini tentunya akan berpengaruh terhadap jalannya kompetisi PIALA DUNIA 2018 RUSIA. Pemerintah Inggris sendiri sudah mengumukan tidak akan mengirimkan wakil pemerintahan untuk WORLD CUP 2018, bahkan para wags (sebutan untuk istri / pacar pemain bola inggris) di larang untuk menyaksikan PIALA DUNIA 2018 secara langsung demi alasan keamanan. Belum lama ini Deputi Perdana Menteri Australia Michael McCormack juga menasehati suporter tim nasional mereka yang ingin pergi ke Rusia agar mempertimbangkan rencananya berulang kali.
Sebagai tuan rumah Piala Dunia 2018, Rusia beberapa kali membantah tuduhan bahwa mereka berada di belakang aksi percobaan pembunuhan kepada Skripal. Meskipun kondisi di Rusia saat ini sedang tidak kondusif, namun Sepp Blatter (mantan presiden FIFA) tetap menolak untuk membatalkan Rusia sebagai tuan rumah Piala Dunia 2018. Ia merasa bahwa turnamen ini bisa membawa perdamaian di tanah eks Uni Soviet itu. "Sudah 100 persen Piala Dunia akan berlangsung di Rusia pada 2018. Ini sudah pasti. Memboikot Piala Dunia atau acara olah raga tidak akan pernah membawa solusi kepada siapa pun," kata Blatter kepada Press Association.
Football has up to 2 billion followers. FIFA-World Cup 2018 in Russia: The most important sportevent in the world. Therefore no boycott! Let’s play the game in peace and for peace! #Fifa #Russia #FIFAWorldCup #Uefa— Joseph S Blatter (@SeppBlatter) 22 Maret 2018
“Sepak bola memiliki hingga 2 miliar pengikut. Piala Dunia FIFA 2018 di Rusia adalah acara olah raga paling penting di dunia. Karena itu tidak ada boikot! Mari mainkan permainan (Piala Dunia 2018) dengan damai, dan damai!" cuitan Blatter melalui akun twitternya.
Post a Comment